LOVE

Disclaimer: Kamichama Karin and Kamichama Karin chu! Belong to Koge Donbo-sensei, and this unexplainable fiction belongs to me

Kuch kuch hota hai belongs to Karan Johar

Rated: T

Warning: OC (maybe); OOC; abal; gaje; perubahan marga; miss-typo; etc.

Summary:

Menurutku, seorang sahabat tidak mungkin mempunyai perasaan pada sahabatnya sendiri. Namun, yang terjadi pada diriku itu sebaliknya. Aku menyukai, ah! Bahkan mencintainya. Akankah sahabatku menerima diriku? (Bad summary) Request fiction from Kanagawa Hikari. Mind to RnR?

.

.

.

Check it out, Minna-san!

.

.

.

"Apa yang kau lakukan, baka! Kenapa ini diletakkan disini!" Terdengar seruan dari sosok gadis bersurai brunette. Mata emerald itu berkilat marah ke arah pemilik netra sapphire di hadapannya.

Pemuda yang menjadi korban amukan itu hanya mendengus pelan. Apa salahnya ia meletakkan barang-barangnya disitu? Ia memutar bola matanya bosan. Perlahan, seringai tipis muncul di bibirnya yang bahkan tak disadari oleh si gadis.

Semua orang yang ada di tempat itu hanya bisa menghela nafas berat sambil menggelengkan kepala mereka masing-masing. Ini memang sudah menjadi tradisi turun-temurun di antara kedua belah pihak. Dan tradisi itu selalu dilakukan oleh 2 orang yang sama. Hahh.. Kapan pertengkaran ini bisa berhenti? Apakah harus menunggu kiamat datang dulu baru berhenti?

Namun, di sisi lain, mereka heran. Mengapa mereka bisa menjadi sahabat sehidup semati. Entahlah, hanya kami-sama yang tahu.

"Memangnya tidak boleh, hm?" Tanya pemuda itu dengan nada santainya sambil memainkan gadget di tangannya dengan cuek — tanpa memperhatikan wajah gadis itu yang sudah mulai memerah menahan amarah.

Gadis itupun menghela nafas berat. Masih saja seperti ini, tidak pernah berubah.

Perlahan, ia tersenyum tipis. Ingatannya berputar ketika Kazune menjadi tetangga baru yang menyebalkan sejak kecil. Mereka selalu bertengkar karena masalah kecil, misalnya seperti roti belut Karin dimakan Kazune, Karin mengambil boneka teddy bear Kazune yang mengakibatkan Kazune menangis dengan kerasnya.

Namun, Karin juga mengingat mengapa Kazune berubah menjadi playboy.

Playboy?

Ia mendengus pelan ketika melihat bibir tipis Kazune menyentuh pipi sosok gadis bersurai brunette hitam dengan manik soft purple di sampingnya yang berhasil membuat gadis itu merah merona. Hahh.. Sampai kapan sifat sahabatnya ini berubah?

Namun, senyuman tipis itu berubah menjadi senyuman miris. Ia masih mengingat siapa yang membuat Kazune seperti ini.

Sosok gadis dengan surai blonde plus manik blue ocean miliknya yang tak lain adalah Tanaka Kazusa.

Ia cukup terkejut ketika mendengar isi curahan hati Kazune yang menyatakan bahwa Tanaka Kazusa merupakan saudara jauhnya. Bahkan, Kazusa menjauhinya sekarang. Dan itu sukses membuat pemuda itu berubah menjadi pemuda yang cool dan playboy.

"Nee, kau kenapa?" Terdengar suara baritone milik Kazune yang berhasil membuyarkan lamunan Karin.

Mata sapphire itu menatap sang sahabat dengan tatapan heran. Tidak biasanya sang sahabat itu melamun. Apakah dia mempunyai masalah? Kenapa ia tidak curhat padanya?

Gadis itu menggelengkan kepalanya. Namun, ia menggeram pelan ketika melihat sebutir air mata yang mengalir dari mata sang sahabat.

Iapun menarik sang sahabat untuk duduk di sampingnya dan menghapus air matanya. Entahlah, entah setan apa yang menyuruh dirinya untuk menghapus air mata gadis itu. Yang jelas, ia benar-benar tidak senang dengan kehadiran air mata yang ada di pipi Karin.

"Kau kenapa? Kau punya masalah? Kenapa tidak cerita?" Pemuda itu menyerangnya dengan pertanyaan beruntun itu.

Gadis itu menggeleng pelan dan menyeka air matanya. "Daijobu. Aku sedang memikirkan dia. Hehehe." Ucap Karin keceplosan. Ups! Apa yang barusan ia bilang?

Perlahan, sebuah seringai tercetak di bibir tipis Kazune. "Dia? Ternyata sahabatku ini sudah mempunyai orang yang disukai, heh?" Tanya pemuda itu sambil menyeringai — yang menurut Karin sangat menyebalkan. Arghh! Kenapa ia harus keceplosan bilang pada sahabatnya ini?!

Semua orang di kelas melihat ke arah Karin dengan tatapan penasaran. Bahkan mereka memasang telinga mereka lebar-lebar mengenai duo sahabat ini.

"U-urusai!" Seru Karin sambil menutup wajahnya yang memerah malu. Ia merutuk dalam hati, mengapa ia mengucapkan itu pada sahabatnya?

"Siapa? Kenapa kau tidak cerita padaku?" Tanya Kazune gemas sambil mencubit pipi Karin kuat.

"I-ittai! Ittai!" Karin meringis ketika Kazune mencubit pipinya kuat. Arghh! Bisakah engkau musnahkan makhluk menyebalkan di hadapannya ini, kami-sama?

"Kenapa kau tidak cerita, Karin-hime?" Goda Kazune sambil melebarkan seringai jahilnya.

"Jangan memanggilku dengan panggilan itu!" Seru gadis itu. Hahaha, Kazune memang sering sekali menggoda sahabatnya dengan panggilan 'hime' atau 'ohimesama'. Menurut Kazune, gadis itu memang cocok dipanggil 'hime' olehnya. Iapun tidak tahu kenapa ia merasa nyaman jika ia memanggil Karin dengan sebutan 'Hime' maupun 'ohimesama'.

"Jadi apa? Ojousama? Obaasama?" Tanya Kazune polos yang sukses membuat Karin meninjunya dan tubuhnya jatuh ke lantai.

"Kau pikir aku ini nenek-nenek, hah!" Seru Karin kesal. Hey, siapa yang tidak kesal dipanggil 'nenek' atau 'obaasama'?

"Kalau sudah tua kan bakal jadi nenek-nenek juga." Celetuk Kazune dengan nada jutek. Ia meringis pelan menahan sakit akibat tinjuan sang sahabat yang kekuatannya setara dengan tinjuan H*runo S*kura yang ada di anime N*ruto.

"Tapi, aku belum tua, Kazu-nenek!" Seru Karin sambil menyeringai iblis.

"Nenek? Itu apa artinya?" Tanya Kazune polos.

"Nenek artinya 'obaasama'." Jawab Karin santai. Tanpa menyadari perubahan aura Kazune yang mulai menggelap.

PLETAK!

Satu buah jitakan berhasil mendarat di kepala Karin dan berhasil membuat Karin meringis pelan.

"Sakit tahu! Kau pikir kepalaku ini landasan tanganmu, hah! Kepala ini masih dipakai untuk berpikir, ya!" Seru Karin kesal dengan perlakuan Kazune.

"Kau sendiri kupanggil 'obaasama' langsung meninjuku." Ucap Kazune cuek, namun aura hitam kebiruan menguar dari tubuhnya.

"Kan memang benar. Kau akan menjadi nenek-nenek suatu saat nanti? Apa yang salah dengan ucapanku?" Tanya Karin dengan polos yang berhasil membangun singa tidur yang berada di dalam tubuh Kujyou Kazune.

"Aku tidak akan menjadi nenek-nenek, tahu. Bahkan kalau kau tidak percaya, kau bisa memeriksanya sendiri." Ucap Kazune sambil menyeringai iblis yang berhasil membuat Karin menempelkan cap 5 jari a.k.a menamparnya.

"Kazune no Hentai!" Seru Karin dengan wajah yang merah padam. Ia tak habis pikir, bagaimana bisa Kujyou Suzuka-basan mempunyai anak lelaki se-hentai ini? Apakah mungkin ia harus menyalahkan Kujyou Kazuto selaku salah satu pemilik gen yang dimiliki oleh pemuda di hadapannya? Argh! Dunia ini memang selalu membuatnya bingung tujuh keliling!

"Hahaha." Pemuda itu tertawa renyah melihat wajah merah sang sahabat. Iapun mencubit pipi sahabatnya itu. "Kau cantik sekali." Gumam pemuda itu yang berhasil membuat wajah itu semakin merah padam. Gadis itupun menjitak kepala Kazune keras karena kesalnya.

"Jangan menggodaku, tuan Kujyou!" Geram Karin pelan. Mata emerald itu menyipit – menatap pemuda itu dengan tatapan membunuh. Namun, rona merah itu masih tak lepas dari pipi chubby milik Karin. Dan bahkan terlihat semakin jelas. Dan itu membuat Kazune semakin gemas.

"Baiklah, ohimesama." Ucap Kazune lalu membungkuk ala pangeran – dengan seringai tampan yang masih terpatri di wajahnya yang sukses membuat Karin memberi satu kejutan yang tak terduga – yakni satu pijakan yang sangat keras yang sukses membuat Kazune harus menahan tangis –.

Satu kalimat yang sukses

Poor you, Kazune.

~LOVE~

"Ohayou, minna-san." Terdengar suara baritone dari sosok pria bersurai hitam dengan mata amethyst dengan spectacles yang bertengger dengan indahnya di mata pria itu. Di samping pria itu, tampaklah sosok gadis bersurai indigo dengan manic hazel yang sukses membuat seluruh pasang mata menatap ke arah depan. Wajah para pria itu merona – termasuk Kazune.

Entah kenapa, ia merasa tertusuk dengan rona merah yang bertengger di kedua pipi Kazune. Ia memegangi dadanya – tepatnya jantungnya. Entah kenapa, jantungnya itu berdenyut nyeri ketika melihat rona merah dari pria bermarga Kujyou itu.

Ia menundukkan kepalanya dalam, sangat dalam. Ia menggigit bibir mungilnya kuat – menahan amarah dan tangis yang hendak keluar dari bibir mungilnya itu. Air mata itu turun membasahi pipinya.

"Hanazono-san." Terdengar panggilan dari depannya.

Ia menghapus air mata yang masih mengalir di pipinya. "Do-doushite no, sensei?" Tanya Karin dengan nada - pura-pura - polos.

"Nakamura-san, anda bisa duduk di belakang Hanazono-san." Ucap sang dosen dengan suara tegas.

"Haik, sensei." Suara lembut itu kembali terdengar. Kaki jenjang milik gadis itu mulai berjalan melewati Karin.

Ia menahan napasnya. Perlahan, ia mengepal tangannya erat. Menahan air mata yang masih mengalir dari kedua matanya.

Sepertinya, perjalanan hidupmu akan berjalan dengan liku-liku tajam setelah ini, nona Hanazono.

.

.

Aku tidak tahu kenapa perasaan ini hadir di dalam hidupku.

Awalnya, aku hanya menganggap perasaan ini hanya perasaan seorang sahabat yang takut kehilangan sahabatnya lelakinya.

Namun aku salah..

Perasaan ini bukanlah perasaan seorang sahabat perempuan kepada sahabat lelakinya.

Tetapi, perasaanku ini adalah..

Perasaan seorang gadis kepada pemuda yang dicintainya.

Apakah aku salah mempunyai perasaan ini?

.

.

To Be Continued

A/N:

Holla, minna-san~ Hana is coming back! XD

Menurut kalian, fict Hana yang ini bagaimana? Gaje, kah? Aneh, kah? Huwaa~! Gomennasai! T,T

FF ini merupakan request fict dari Kanagawa Hikari a.k.a Hika-chan, salah satu author di fandom ini, kalian pasti kenal bukan? XD

Buat Hika-chan, gomennasai karena lama banget buat fict ini.. TT,TT

Suzune: Hana-nee, Suzu nanti muncul gak? '-'

Hana: aaa.. Hana kurang tahu, sih.. kemungkinan muncul, kemungkinan tidak.. :3

Suzune: #pundung Ja-hat!

Hana: #speechless

Anoo.. Buat minna-san yang request fic ke Hana, gomennasai karena belum buat request kalian,karena keterbatasan ide yang ada di kepala Hana. Hontou ni gomennasai.

Arigatou sudah baca FF Hana ini desu. Dan yang nunggu FF CHANGE dan PRISON, mohon bersabar dulu.. Dan buat yang My Eyes, Hana sebenarnya pengen edit semuanya karena FF itu hancur banget desu, dan tidak sesuai dengan alur yang diinginkan. Jadi, mau Hana re-make dulu.. Hehehe.. XD

Yosh! Akhir kata..

MIND TO REVIEW?

5