I'm Hanazono Karin!

Rated :

T

Disclaimer:

Kamichama Karin Chu ?Koge Donbo

I'm Hanazono Karin! ?Satira-chan

Character:

Hanazono Karin, Kujyou Kazune, Kuga Jin, Karasuma Rika, Kujyou Kazusa, Nishikiori Michiru, Kujyou Himeka, Karasuma Kirio, Karasuma Kirika, I Miyon, and Sakurai Yuki.

Genre :

Supranatural, Comedy, Drama, Action, Friendship

Warning :

OOC (boleh dibaca oleh semua umur ^_^)/

Summary :

Hanazono Karin, cewek periang, aneh, nakal, dan sering membuat keonaran di sekolahnya untuk kesenangan dirinya. Walau begitu, sebenarnya ia siswi terpintar dan termasuk saingan dari Kujyou Kazune, Ketua OSIS terkenal di seluruh Jepang dan sahabat dengan Kuga Jin, seorang seniman tersohor se-Jepang. Suatu hari saat pulang sekolah, Karin menabrak seorang laki-laki yang aneh baginya. Bagaimana kisah selanjutnya? Inilah Kisah Hanazono Karin, si pembuat onar!

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Chapter 1 : Scandal of Hanazono Karin!

Author POV

"Hanazono Karin…. Sudah berapa kali saya ingatkan kamu?" tanya pria dengan setelan serba hitamnya, dengan dasi merah polos terpasang di kerah kemeja hitamnya yang merupakan Sensei-nya. Ia menatap tajam seorang gadis berambut pirang yang dikepang dua. Mata gadis itu yang bulat besar berwarna Emerald-Green yang begitu cemerlang tengah membalas dengan santai tatapan Senseinya yang tajam.

"Memangnya apa yang Sensei ingatkan?" tanya Karin tenang, tidak menunjukkan rasa ketakutan dan kegugupan menghadapi Sensei BP-nya yang terkenal dengan ketajaman dan ketegasannya dalam menghukumi siswa yang melanggar peraturan sekolah. Dia hanya memasang senyum lebar khasnya, dan wajah polos tak berdosanya. Sensei itu pun mendesah, ia menatap Karin dengan sangat kesal.

"Dasar! Baru kali ini bertemu gadis keras kepala, nakal lagi sepertimu! Dasar gadis bodoh" bentak Sensei BP, tapi Karin tetap saja santai menghadapi sensei yang terkenal killernya itu. sudah seperti kebiasaannya sehari-hari. Bagaimana tidak? Baru sebulan ia masuk sekolah, ia sudah 30 kali keluar masuk kantor BP, dan murid-murid selalu mengeluh atas keonaran yang ia perbuat. Seperti merusak perabotan kelasnya, berlari kesana kemari layaknya anak kecil, mengganggu murid-murid, dan keonaran-keonaran yang banyak membuat para guru pusing melihatnya. Bahkan sensei BP yang tengah berdiri di hadapannya ini.

"Saya Hanazono Karin! Saya sangat keberatan jika Anda seorang guru memanggil saya dengan sebutan "gadis bodoh', Anda seharusnya tidak bersikap seperti itu, Sensei.." ujar Karin dengan tenangnya. Mendengar itu Sensei BP memerah wajahnya dan langsung ke luar kantornya.

"Kujyou Kazune, tolong kamu urusin anak ini. membuat pusing kepala saja" kata Sensei BP itu, lalu berjalan keluar sambil membanting keras pintu tersebut. Kemudian, Laki-laki berambut blonde sebahu, memakai kacamata berframe perak, dan mata Ocean Blue menatap tajam Karin dari balik kacamatanya itu. Karin hanya menatapnya santai seperti tatapannya ke Sensei BP.

"Selalu gadis bodoh sepertimu yang kulihat. Mataku sendiri sudah sangat muak melihatmu" ujar Kazune dingin, kemudian duduk di kursi empuk milik Sensei BP sambil melipatkan kedua tangannya di dadanya. Masih menatap tajam ke arah Karin.

"Apa masalahmu? Toh kalau kau sayang matamu, lebih baik jangan melihatku. Mudah, bukan?" ujar Karin, masih santai menanggapi respon yang begitu menyakitkan di dengar. Kemudian hening sejenak, mereka berdiam diri beberapa saat, lalu datang Sensei BP dengan wajahnya yang basah oleh air.

"Hanazono Karin, silahkan keluar dari kantorku sekarang!" pinta pria itu, lalu Karin menundukkan kepalanya sejenak, sembari memasang senyum lebarnya. Lalu keluar dengan begitu santainya. Kazune memandangnya keluar hingga menutup pintu.

"Perempuan aneh! Ya sudah, Kazune, coba kamu perhatikan data-data di kertas itu dan memberitahukan saya kalau ada kejanggalan!" pinta Sensei BP, tapi Kazune tetap memandangi pintu kantor itu. tidak memerdulikan tatapan penuh keheranan Sensei B diarahkan ke arahnya.

"Kujyou-san! Ada apa?" tanya Sensei BP, sembari menggoyang-goyangkan pundak Kazune. Kazune langsung tersadar dari lamunannya dan langsung menoleh ke arah Sensei BP.

"Sumimasen~ Sensei" ujar Kazune menundukkan kepalanya begitu dalam, Sensei BP mengangguk paham.

"Ya sudah, coba selesaikan dulu data-data ini, saya mau ke kantor guru dulu" ujar Sensei BP, Kazune langsung mengangguk. Kemudian Sensei BP keluar dari kantornya. Disamping itu, Kazune menghela nafas lega yang sedari tadi ia tahan.

Kenapa aku memikirkan si Karin aneh itu ya? Ujar batin Kazune dalam hati.

Karin POV

"Karin-chan~" panggil seorang gadis ke arahku yang tengah berjalan menuju kelasku. Gadis berambut hitam indigo sepinggang tengah berlari-lari ke arahku.

"Doushitamo? Kau tak apa?" tanyaku, setelah Himeka sampai kearahnya. Ia mencoba berbicara, tapi hanya suara nafasnya yang keluar.

"Tarik nafas dalam-dalam, lalu buang dari bawah" ujarku sambil terkekeh, Himeka langsung cemberut, tapi hanya sampai la menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya. Ia berusaha mengatur nafasnya yang tak teratur akibat berlari tadi.

"Karin-chan, aku tadi melihat sesuatu yang menarik di papan penggumuman, mungkin kau bisa mengikutinya mengingat bakatmu itu" ujar Himeka setelah berhasil mengatur nafasnya kembali normal. Mendengar itu, Aku langsung menutup mulutku dengan kedua tanganku. Tak percaya apa yang barusan kudengar. Himeka mengangguk, menyakinkan apa yang barusan kudengar.

"Hontou? Kalau begitu, ayo kita lihat!" ujarku ,tanpa sadar berlari sambil menariki Himeka yang kebingungan. Dengan penuh semangat, aku berjalan kesana dengan teriak kegirangan. Semua murid disana menatap sinis ke arahku. Tapi, aku tak peduli. Aku terus berjalan mencapai impianku itu.

"Chotto! Karin-chan!" teriak Himeka, tapi aku tak memerdulikan apapun selain papan penggumuman itu.

Sesampainya di papan penggumuman yang tampak ramai, aku langsung mendorong dengan seenaknya mereka yang menghalangi jalanku. Himeka hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkahku dan terus mengikutiku. Setelah sampai dibarisan depan, aku melihat selembar poster bergambar cowok berambut hitam, dengan mata hazel khasnya yang banyak membuat banyak perempuan jatuh hati, yang dikenal dengan Jin Kuga, temanku. Tapi aku bukan tertarik padanya, melainkan lomba yang akan diadakannya.

"Membaca puisi, menyanyi, dance, mengarang, mewarnai, orchestra, dan…. Menggambar!"teriakku dengan penuh semangat, tanpa memerdulikan tatapan-tatapan sinis yang sedari tadi sudah menatapku. Himeka menunduk minta maaf atas perbuatanku, lalu menarikiku keluar dari barisan tersebut.

"Sifatmu itu tak pernah berubah, dewasalah sedikit, Karin-chan~" ujar Himeka, dengan menggelengkan kepalanya. Heran dengan sifatku yang kekanak-kanakan. Tapi aku tetap memasang wajah polos tak berdosa menatap Himeka, dan kembali tersenyum-senyum sendiri.

"Kau kenapa, Karin-chan? Jangan bilang kau bukannya mau ikut lomba, malah membuatnya hancur. Berpikirlah dewasa, Karin-chan…. Ini kesempatanmu menunjukkan bakatmu pada sekolah ini, jadilah sang juara dan tunjukkan kalau kau bukan sekedar gadis aneh di sekolah ini" ujar Himeka, menyemangatiku. Aku langsung terdiam. Apa yang dikatakan Himeka benar juga. Mungkin untuk saat ini saja aku berubah dari diriku yang sebenarnya. Membuat sekolah ini berhenti menganggapnya cewek aneh pembuat onar disekolah ini. dengan begitu, ia takkan dijauhi lagi, malah didekati karena terkenal akan karangannya. Memikirkannya saja sudah membuatku senyum-senyum sendiri.

"Astaga! Ya sudah, ayo masuk ke kelas, sebentar lagi bel masuk pelajaran fisika lho…." Ujar Himeka, sontak senyum di wajahku lenyap seketika.

"Ya ampun! Hari ini ujian bukan?" tanyaku penuh histeris, Himeka hanya mengangguk.

"Aku belum belajar!" teriakku, aku langsung terduduk lemas di lapangan basket yang sudah memanas akibat cahaya mataharinya yang begitu terik. Himeka langsung menarikiku yang terduduk menuju kelas.

"Itu salahmu, kenapa semalam bukannya belajar?" kata Himeka dengan santainya, Karin langsung cemberut, bangkit dari duduknya dan berlari duluan ke kelas, meninggalkan Himeka yang kemudian ikut berlari mengejarnya.

Author POV

"Ngomong-ngomong, dimana daftarnya ya?" tanya Karin kebingungan, mata Emerald green-nya itu terus bergerak kesana kemari, tengah mencari-cari sesuatu. Kemudian seseorang menabraknya hingga keduanya terjatuh.

"Aduh, siapa sih yang mendorongku yang lagi kesusahan, huh?!" teriak Karin penuh emosi, kemudian ia bangkit lalu menatap laki-laki jangkung, seperti paman-paman walau wajahnya yang begitu muda tak pantas disebut seperti itu. kedua matanya yang begitu aneh bagi Karin, ya karena matanya memiliki dua warna. Satu Violet, dan yang satunya Ocean Blue. Kemudian ia pun turut bangkit dan menundukkan badan.

"Sumimasen~" ujarnya penuh kesopanan, lalu ia berjalan dengan terburu-buru ke arah kantor para Sensei. Karin hanya bisa mengangguk, lalu menatap kepergian laki-laki itu dengan bingung.

"Siapa dia ya?" gumam Karin, kemudian ia menyapukan tangannya ke bajunya yang kotor karena debu pasir.

"Karin-chan~" panggil seorang laki-laki, sontak Karin langsung menoleh dan mendapati Jin Kuga tengah berdiri di belakangnya dengan senyuman manisnya.

"Ku dengar, kau mau ikutan lomba yang diadakan sekolah ya? Poster yang ada gambar wajahku yang tampan?" ujar Jin, dengan kepedeannya yang tingkat tinggi membuat Karin hanya bisa mengangguk-angguk. Pikirannya masih melayang dengan laki-laki bermata aneh yang menabraknya tadi.

"Ada apa? Ada masalah?" tanya Jin, nada suaranya yang tadi riang berubah menjadi cemas.

"Iiee~ tadi aku tertabrak oleh seseorang, ia begitu aneh dan ya…. Aku tak bisa menjelaskannya. Aku ingat ia memiliki kedua mata yang berbeda warna yang begitu aneh. Kau tahu siapa dia?" tanya Karin, tapi Jin hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Mungkin dia murid baru, sudahlah, kau mau kudaftarkan, ayo!" uajr Jin sembari tersenyum, lalu menariki lenganku menuju kelas.

Sesampainya dikelas, ia berlari menuju bangkunya, yang berdekatan dengan bangkuku, lalu menariki selembar kertas dan memberinya ke arahku.

"Bilang apa?" ujarnya, dengan nada suaranya yang tampak mengharapkan sesuatu.

"Sankyu! Kau memang baik- sekali!" ujar Karin sambil memeluki kertas itu, Jin mengangguk dan tersenyum.

"Sekarang, isilah. Besok sudah pengembalian formulir. Dan ngomong-ngomong, kau ikutan apa?" tanyanya, selagi membantu Karin mencari pulpen. Setelah mendapatkannya di laci, Karin langsung duduk di bangku Jin dan mulai mengisinya.

"Menggambar, sebuah cerita, dan aku mengangkatnya dari tema Fantasy…. Kau?"

"Entahlah, aku sepertinya memilih menyanyi. Kau harus menontonku dan mendukungku, mengerti? Aku akan menunjukkan sesuatu yang membuatmu terpesona.. " ujar Jin sembari tersenyum penuh misteri, Karin hanya mendengus, lalu melanjutkan pekerjaannya lagi.

"Baiklah, sudah selesai.. ya sudah, aku balik duluan ya, kau mau pulang?" tanya Karin, Jin menggeleng.

"Ada sesuatu yang harus kuselesaikan, dan ini menyangkut tentang gadis itu" ujar Jin, wajahnya tampak muram seketika yang tadinya ia ceria. Karin langsung tercengang.

"Maksudmu, si MISS JAPAN yang licik itu?" tanya Karin, Jin mengangguk lemas.

"Kau mau membantuku? Sebentar saja, okay? Aku akan membantumu menulis sepuas hatimu, dan ini menyangkut masa depan acara spektakuler ini, please ya?" pintanya dengan nada memohon, ia berjongkok di depan Karin sambil memasang senyumnya yang mebuat Karin harus mengalah.

"Okelah, okelah, aku akan membantumu. Juga aku penasaran dengan gadis licik itu" ujar Karin, memasang senyum lebarnya. Jin yang sedari tadi lemas ikut tersenyum.

"Sankyune…. Tapi kita harus menunggu seseorang", ujar Jin.

"Siapa?" tanya Karin dengan penasarannya.

Tapi Jin hanya tersenyum. Tidak menjawab.

"Tunggu saja.."

A/N Show!

Satira : Konnichiwa~ Minna-san! Saya Satira-chan desu! Call me Tira-chan! ^_^ saya newbie nih di fanfiction dan ini karya perdana saya disini, mohon bantuannya, Minna-san! Dan silahkan direview, direquest, dan moga-moga ajha dikabulin ama Tira-channya soalnya akhir-akhir ini sering sibuk . . Hanya itu saja yang mau disampaiin, bingung nih mau ngomong apa lagi saking senengnya! Arigato, Minna-san!