Moshi Moshi...

Salam kenal! kami 'KepoNeko'! Ini adalah FanFic pertama kami! Jadi sangat amat mohon maaf kalau ini penuh dengan kekacauan, sangat gajeness, aneh bin absurd.

cerita yang kami angkat kali ini adlah dari OC kami crossover dengan para tokoh dari Fatal Frame...


This Story Based On

Fatal Frame – True Ending

Fatal Frame II: Crimson Butterfly - Promise Ending

Fatal Frame III: The Tormented - Alternate Ending

Fatal Frame IV: Mask of The Lunar Eclipse - Second Ending

Fatal Frame V: The Raven-Haired Shrine Maiden - Good Ending

Disclaimer

Fatal Frame ? TECMO-KOEI

All of Out Character / our OC (Original Charecter) ? Para Author KepoNeko

Summary

Entah ini hanya permainan takdir atau hanya kebetulan belaka, Rikka Rahmadhati dan kedua temannya Andra dan Nizar mendapatkan kesempatan studi ke Jepang. Dengan dibawah bimbingan langsung dari mentor mereka, Ren Houjou, Kei Amakura, dan Rei Kurosawa mereka melakukan penelitian budaya di gunung Seinaru (Seinaruyama). Tapi, rupanya ada misteri besar dibalik tempat itu yang menyebabkan mereka semua terlibat oleh kutukan penuh dengan dendam dan penyesalan.

Genre

Humor, Horror (?), Supernatural, Mystery, Fantasy (?)

Rating

T ( R-13 ? / R-15 ? )

Warning

Gaje, Horror nggak jelas, Humor maksa nan garing, bahasa amberegul, typo(?), kemungkinan adanya kadungan OOC dari karakter lainnya (yang bukan OC kami), kemunculan pairing tiba-tiba (?)

Don't Like, Don't Read. Plese don't Flame

Hope you like it,


Fatal Frame ~ Burning of Sin

~ Chapter 1 ~

08.00 A.M Di Sebuah Bandara di Tokyo, Jepang.

Tepatnya pada musim semi yang telah tiba membuat cuaca menjadi cukup hangat, Tibalah tiga orang mahasiswa yang berasal dari Indonesia ini di negeri Sakura itu.

Salah satu dari mereka adalah seorang gadis berwajah agak emotionless dengan rambut dikuncir kuda dan poni belah kanan yang sedang bejalan sambil membawa kopernya menuju ke lobby bandara dengan cepatnya.

"Woy, Rik! Tungguin dong!"

Seruan yang memanggil gadis berwajah emotionless (?) bernama lengkap Rikka Rahmadhanti itu pun membalikan badannya dan menatap seorang lelaki yang sedang membopong temannya sambil membawa dua buah koper dan berjalan menuju ketempatnya dengan susah payah.

"Apaan?"

"Malah nanya lagi! Lu nggak liat ini gue lagi ngapain?" jawab lelaki yang sedang membopong temannya itu.

"Lagi gendong Nizar" jawab singkat dari gadis berkuncir kuda itu lalu jalan meninggalkan mereka.

"Eh, Rik! Jangan asal tinggal dong! bantuin gue..." Protes dari lelaki berambut hitam yang agak bergelombang bernama Andra Septiawan itu.

"Duh... Dra, lu'kan cowok, masa ngebopong Nizar yang lebih kecil dari elu dan dua koper aja nggak bisa.. kalo gitu apa gunanya badan besar dan tinggi lu itu?"

"Buat gaet cewek! puas lu?!" jawab Andra dengan sewotnya.

*sigh*

Rikka cuma bisa menghela nafas sambil merangkul tangan kanan temannya yang lagi setengah 'semaput' bernama Nizar Alamsyah dan berkata, "duh, Zar.. lu kok norak amat sih.." sambil menelusuri lobby untuk cari tempat duduk.

Kemudian, akhirnya mereka pun mendapatkan tempat duduk dengan susah payahnya, mereka pun beristihat sebentar disana.

"Dra, kacamata Nizar mana?" tanya gadis berkuncir kuda itu.

"Biasanya sih ada dikantong celana dia.." jawab singat lelaki berambut agak bergelombang itu.

Rikka pun memakaikan kacamata ke Nizar.

"Rik? lu ngapain?" tanya Andra yang bingung ngeliat tingkah temennya yang emotionless itu.

"Lu bisa liat sendirikan?"

"Ya makanya itu, lu nagapain? lagian itu kagak ngaruh tau." jawab Andra.

" . . . . . udah ah! gue mau cari minum aja.. sekalian nyari air buat nyembur Nizar.." Lalu gadis berkuncir kuda itu pun langsung berdiri dan mulai berjalan pergi.

"Eh.. tunggu Rik!"

"Apaan?" tanya gadis berkuncir kuda itu sambil menoleh ke arah temannya itu.

"Beliin gue kopi kaleng dong..."

Lalu Rikka pun berjalan ke arah temannya itu dan menyodorkan tangannya, Andra pun bingung.

"Apaan?" tanya lelaki berambut agak bergelombang itu.

"Uangnya mana?"

"HAH?!"

"Lu nitip kopi kaleng,kan? nah.. sekarang uangnya mana?" Pertanyaan Rikka sontak bikin si Andra cengo.

"Eeeh? Nizar lu beliin.. kenapa gue kagak? Pilih kasih lu Rik..." protes Andra.

"Air mineral sama kopi kaleng beda harganya... sini uangnya!"

"Kejamnya dirimu Rik.."

Andra pun pasrah, lalu mengeluarkan dompet dan memberikan sejumlah uang kepada Rikka. Ia pun sempat bergumam 'pelit lu Rik.. kan itu harganya nggak beda jauh..', Tapi diabaikan begitu saja oleh temannya itu.

Lalu, beberapa saat kemudian Rikka pun kembali sambil membawa minuman.

"Nih kopi lu, sama kembaliannya..." kata Rikka sambil ngasih kopi kaleng dan sejumlah uang ke temannya itu.

"Oh, thanks Rik." sambil mengambil kopi kaleng dan uangnya itu. 'Hmm? kok uangnya tetep segini?' benak Andra sambil ngeliatin uang kembalian dari Rikka,

Andra pun reflek ngeliatin Rikka yang lagi menenggak minumannya itu, sontak membuat Rikka memberhentikan kegiatannya itu.

"Apaan?"

"Eh? nggak kok Rik...hehehe... makasih ya Rik..." kata Andra sambil memberikan cengiran ke Rikka.

Rikka langsung bergidik.

Lalu tiba-tiba Nizar pun terbangun, "Loh? Rik? Dra? ngapain lu pada disini?"

Hening

'Nih anak bangun-bangun kok otaknya langsung koslet sih?' benak Rikka dan Andra yang kebetulan sama.

"eh? Kita udah sampe di Jepang ya?" Nizar celingak-celinguk ngeliat kesekeliling sambil membetulkan posisi kacamatanya. Sepertinya otaknya udah mulai beres.

"Iya...Zar... kita udah nyampe..." jawab Rikka yang entah kenapa udah mulai capek sendiri.

Setelah itu, mereka pun hanya duduk di lobby bandara sekitar 20 menit lamanya. minuman yang dibawa Rikka pun sudah habis, Itu mereka haus atau apa ya? tapi, sudahlah.

Rikka cuma mainin HPnya, Nizar baca buku, Andra ngeliatin orang-orang yang lalu lalang di bandara. Lalu tiba-tiba,

"anata ga hontou ni Indonesia kara na, ryuugakusei wo kokan shimasenka? (Apakah kalian ini benar-benar mahasiswa yang dari Indonesia itu?)"

Kegiatan mereka pun langsung terhenti lalu langsung melihat ke arah sumber tersebut.

Lalu, mereka melihat seorang pria yang berumur kira-kira sekitar 23-26 tahun yang mengenakan kacamata yang berframe hitam, dan dibelakangnya ada seorang lagi, yang entah dia itu laki-laki atau perempuan yang jelas mungkin dia itu mungkin nge-trap, dan entah kenapa anak itu berasa mirip sama ketua komite disipliner yang demen bawa-bawa tonfa dan punya burung imut-imut dari fandom sebelah.

Lalu, mereka pun serentak mengangguk bersamaan.

" souka... jyaa, Nihon ni youkoso (oo... begitu... jyaa, Selamat datang di Jepang)" sambut pria berkacamata itu, "aa, warui, ore wa mada jikoshoukai shite. ore wa Houjou Ren, koko de anatatachi no Mentaa ni natta. Kochira ni ore no Ashisutanto wa Kagamiya Rui. (Ah, maaf aku belum memperkenalkan diri. Aku Ren Houjou, yang akan menjadi mentor kalian selama ada di sini, dan disebelahku ini Rui Kagamiya, asistenku) ".

"Yoroshiku onegaishimasu..(Mohon Bantuannya..) " kata gadis berambut hitam pendek itu sambil membungkuk.

Mereka bertiga pun juga membungkuk sebagai salam.

" Jaa.. Ima ikou (kalau begitu ayo kita pergi sekarang) " ajak pria itu.

Lalu, mereka pun mengikuti pria berkacamata itu dan juga gadis berambut pendek itu berjalan menuju ke pintu keluar bandara. Tapi, entah kenapa Andra masang muka cengengesan aneh bin absurd yang bikin ambigu kedua temannya.

"Pasti dia kumat sama 'bening'nya itu , itu tuh.. yang pake kacamata..." gumam Rikka yang sepertinya udah menebak kebiasaan temannya itu.

Nizar speechless. Masalahnya saat itu dia juga masih make kacamatanya, jadi Nizar langsung berjalan rada menjauh dari si Andra. Kan ngeri juga kalau rupanya sohibnya itu 'gay'.

"He, gila lu! lu kira gue 'maho', apa?" comment sewot Andra yang kupingnya cukup sensitif untuk hal-hal tertentu, "Lagian 'bening' yang gue liatin itu asistennya tau!" entah kenapa Andra terus terang maksud dari tindak-tanduknya itu.

"Tch. bening-bening.. lu kira kuah bakso apa..!?" Celoteh jutek Rikka.

Lalu mereka pun berjalan menuju ke tempat parkir bandara untuk naik mobil yang dibawa Ren. Setelah mereka memasukan barang-barang mereka ke bagasi, mereka pun langsung pergi meninggalkan bandara.

Ren nyetir, Rui duduk dibangku sebelahnya, Rikka, Nizar, dan Andra duduk di kursi tengah bertiga. Andra sibuk curi-curi pandang buat ngeliatin si Rui, Nizar sama Rikka yang entah kenapa rada 'jijay' ngeliat temannya itu yang hobinya entah sejak kapan dimulai demen banget ngeliat cewek-cewek 'bening' , padahal dia itu hanyalah seorang 'Jones'.

To Be Continue


Andra : Woy! Author!

Author R : Yaa, Andra? kenapa toh?

Andra : Gue itu nggak JONES tauuu...!

Author R : Diam kau banyak cingcong! Author sibuk tau*pergi*

Andra : Woooy...! Author siake! sok sibuk!

Author R : Yang sibuk itu si author lainnya... *nunjuk-nunjuk autor sebelah*

Author Kepo : Kok gue jadi tumbal sih?

Author R : Syaah..! Salahkan situ yang tugasnya ada banyak...

Author Kepo & Andra : Apa hubungannya woooy...!?

*Author R melarikan diri dengan kecepatan cahaya*