Untuk pertama kalinya dalam hidup seorang Kang Hyungu, ia merasa jantungnya berdegup kencang seakan ingin meledak. Ia merasakan sensasi menggelitik menjalar dari jari-jarinya. Ia merasa hidup. Ia merasa hangat.

Tidak, sebenarnya ini bukan pertama kalinya. Pernah ada saat dimana perasaan seperti ini muncul, dulu sekali, ia hanya lupa.

Ia tidak mengerti bagaimana perasaan ini muncul hanya dengan melihat seorang laki-laki yang bernyanyi sambil memainkan gitar. Bagaimana bisa?

Lamunannya buyar saat orang-orang di sekitarnya bertepuk tangan dan bersorak kecil. Sontak otaknya memerintah untuk ikut bertepuk tangan. Beberapa orang terlihat mulai beranjak dari kerumunan ini. Sejenak tubuhnya terdiam, bimbang untuk berlalu, padahal laki-laki itu sudah selesai bernyanyi dan mungkin akan merapikan barangnya. Sebaiknya Hyungu pulang juga, lagi pula untuk apa ia berdiri di sini terus. Teringat ada jadwal les setelah ini.

Tepat saat akan melangkah, suara yang baru Hyungu kenal beberapa menit lalu terdengar seperti memanggil dirinya.

"Hei, kau! iya yang pakai sweater coklat." Hyungu berbalik, merasa yakin tentang sweater coklat yang membalut seragamnya.

"Aku?"

"Makasih sudah menonton." Hyungu tidak paham, kenapa laki-laki di hadapannya memanggilnya hanya untuk berterimakasih langsung?

Hyungu hanya mengangguk. Bingung karena semua terasa tiba-tiba. Alasan lain, karena dia memang anak pendiam.

"Suka?"

Sekali lagi Hyungu hanya mengangguk.

"Ah, ngomong-ngomong aku Jin Yonghoon, atau mungkin kak Yonghoon?" Pemilik surai coklat terang itu mengulurkan tangannya, matanya sedikit menyipit saat ia tersenyum.

Hyungu menjabat tangan Yonghoon, bibirnya tersenyum kikuk. "Uhm, Kang Hyungu."

"Besok jangan datang ke sini ya."

'Oh, aku tidak boleh menonton lagi ya?' Tanya Hyungu dalam hatinya.

"Bukan. Soalnya aku hanya di sini tiap hari jumat, kau bisa ke sini minggu depan," Jawaban enteng dari laki-laki yang lebih tinggi itu membuat Hyungu bingung. Apa dia baru saja membaca pikirannya?

Yonghoon melanjutkan, "Aku memberi tahu karena ini pertama kalinya kau menonton, benar?"

"Kau hafal semua penontonmu?" Hyungu mengerjapkan matanya kagum.

"Tidak banyak, hanya saja sebelumnya tidak ada yang menatapku seperti kau tadi," Jawabnya diimbuhi tawa kecil.

Mendengar hal itu Hyungu jadi tersipu. Ia membayangkan seperti apa wajahnya tadi.

"Ah maaf, pasti aku terlihat aneh."

"Tidak aneh, lucu," Sanggah Yonghoon dengan cepat.

"Eh?"

"Yah pokoknya datang saja jumat depan, pukul empat, tepat di sini."

Hyungu sedikit meragu dalam jawabnya, "Baiklah, tapi aku tidak janji."

"Tapi aku janji jika kau datang, aku akan memberimu sesuatu."

"Sesuatu apa?"

Yonghoon mengedikkan kedua bahunya, "Datang saja jika ingin tahu. Sampai jumpa minggu depan!"

Seusai mengakhiri kalimatnya, Yonghoon langsung berjalan kembali ke tempat barang-barangnya, bahkan Hyungu belum sempat menjawab atau sekedar melambaikan tangannya.

Lalu pada akhirnya Hyungu benar-benar beranjak dari taman. Sepanjang jalan menuju tempat les ia sibuk berpikir.

Apakah ia harus datang lagi? atau tidak?


a/n: h for hi! jadi setelah berabad abad akhirnya aku install ulang ffn dan ternyata oneus onewe langka banget di sini huhu, so i decided to upload this both on wattpad and here hehe