Kelopak Wisteria Gugur

-ksatriabawangmerah-

Ringkasan:
Impian Hikaru hanya satu: meneruskan perjuangan Sai mencapai Kami no Itte bersama kekasihnya, Akira. Namun ketika setiap langkah menuju Sai makin menjauhkannya dari Akira, apa yang harus ia lakukan?

Rate: T-M

Pair: Shindou Hikaru/Touya Akira (main)

Disclaimer: Hikaru no Go by Hotta Yumi and Obata Takeshi, 1999


Prelude

Shindou Hikaru dan Touya Akira adalah dua kekuatan alam. Satu adalah ombak pasang, dan satu lagi adalah angin puting beliung. Dan ketika keduanya dipertemukan, ketika dua kekuatan tersebut saling beradu, energi yang dihasilkan siap memporak-porandakan dunia.

Awalnya semua baik-baik saja, bahkan terasa begitu sempurna. Pada tahun 2005, Touya Akira menjadi challenger pada pertandingan perebutan gelar Turnamen Meijin setelah berhasil mengalahkan saingan terberatnya, Shindou Hikaru, sekaligus merebut gelar tersebut dari tangan Ogata Kisei-Meijin-Tengen-Jyudan. Namun, ia bukan satu-satunya fokus spotlight tahun itu. Shindou Hikaru, pada usia 18 tahun, menjadi satu-satunya pemuda yang pada usia begitu belia memasuki empat liga bergengsi pada tahun yang sama: Honinbou, Ouza, Meijin, dan Jyudan. Suatu pencapaian yang bahkan tidak bisa dikalahkan oleh Touya Akira, yang hanya berhasil memasuki Liga Meijin dan Kisei. Meskipun tidak berhasil meraih satu pun gelar pada akhirnya, Shindou sempat menjadi challenger pada Turnamen Honinbou dan Jyudan, sesuatu yang tidak pernah terpikirkan akan berhasil dilakukan oleh pemuda yang baru empat tahun menapaki jalan profesional. Ia kalah satu setengah moku dari Kuwabara di pertandingan ketujuh, dan secara impresif hampir merebut gelar Jyudan dengan kekalahan setengah moku, juga di pertandingan penentuan.

Setahun kemudian, mengikuti jejak Touya-Meijin yang mampu memegang gelarnya untuk kali kedua, akhirnya ia berhasil merebut dua dari empat gelar yang sudah diincarnya dari tahun sebelumnya secara berurutan. Walaupun secara menggemparkan kalah dari Isumi Shinichirou pada Turnamen Jyudan sehingga tak berhasil menggenapi janjinya untuk menurunkan Ogata dari takhta, Shindou Hikaru Honinbou-Ouza menjadi pemain termuda yang berhasil memegang gelar ganda pada usia 19 tahun. Tahun berikutnya, ia berhasil menambahkan gelar ketiga dalam koleksinya dengan merebut Gosei dari tangan Kurata.

Antusiasme dunia go secara perlahan tapi pasti menanjak pesat. Tak hanya pada dua pangeran yang tengah berada di puncak, tapi juga meluas pada para pemain muda yang digadang-gadang sebagai New Wave.

Hingga pada 2008, sebuah skandal besar melanda dunia go.


.

Notes:

Sejak Lebaran 2019 lalu, aku jadi suka (lagi) sama Hikaru no Go, dan walau berusaha keras mengenyahkan plot bunny ini dari kepalaku, aku ga bisa juga. Akhirnya.. ya beginilah...

Selamat membaca. Please R&R