Yellow Blue

Bagian Awal

.

.

.


KOKOTiME mempersembahkan:

"Yellow Blue"

Ditulis oleh Strawberry Black Forest (kolaborasi kurohimeNoir dan Strawberry Cheesecake).

Disclaimer: "BoBoiBoy" dan segenap karakter di dalamnya adalah milik Monsta?. Tidak ada keuntungan material apa pun yang diambil dari fanfiksi ini.

Timeline: Setelah BoBoiBoy The Movie 2.

Two-shots. Canon-based. AR. Spesial hari ulang tahun Ying #HBDOurTimeGoddess #Ying2020Birthday


.

.

Yaya meletakkan kembali foto berpigura biru muda, ketika jam kuasanya mendadak berdering panjang. Gadis merah jambu itu buru-buru melangkah dan mengambil benda yang tergeletak di atas meja belajar.

Yaya mengerjap pelan, tatkala matanya menangkap nama Ying yang terpampang jelas pada layar Jam Kuasa. Jarinya bergerak cepat menggeser ikon berwarna hijau—yang berarti panggilan diterima—lalu hologram wajah Ying terbingkai indah memenuhi layar transparan.

Yaya melempar senyum manis tepat saat ia bertemu mata dengan Ying.

"Yayaaaaa!"

Ying lebih dulu menyapa. Raut bahagia menghiasi wajahnya.

Yaya menunggu Ying menceritakan pengalamannya hari ini. Dilihat dari roman wajah Ying, mungkin sahabatnya itu baru saja melewati hari yang sangat mengesankan.

"Ying! Bagaimana hari ini? Hal hebat apa yang sudah kamu lakukan?" Yaya bertanya antusias.

Ying mengangguk cepat.

"Baik, Yaya. Aku sangat baik. Aku mendapatkan sebuah pelajaran berharga. Mereka mengajariku dan Nut banyak hal."

"Benarkah?" sahut Yaya setengah terkejut. "Apa itu, Ying?"

Sejak pengumuman misi sepekan lalu, Ying ditugaskan untuk mengawal Nut dalam program pertukaran teknisi. Kandidat yang bertugas mengajukan diri bahwa ia bersedia menjalankan misi tersebut.

"Dua hari lagi misiku selesai. Aku akan segera pulang dan menceritakan pengalamanku kepada kalian."

Ying menjeda ucapannya. Ia pun tersenyum lebar.

"Apa kamu mau sedikit bersabar menungguku?"

Yaya mengangguk mantap. "Tentu, Ying. Pulanglah dengan selamat. Kami merindukanmu."

"Hari-hariku di sini sangat menyenangkan, tapi aku juga merindukan kalian semua."

Yaya dapat melihat jelas binar sendu dari pancaran netra Ying. Sepertinya bukan hanya Yaya yang merasa kesepian dan merindukan sang sahabat. Nyatanya Ying tidak ada bedanya dengan Yaya.

"Kita akan berkumpul bersama lagi. Semangat dalam menuntaskan misimu, Ying."

Pembicaraan dengan Ying telah membuat hati Yaya sedikit sendu. Namun, gadis itu lebih memilih untuk memberikan kata-kata penyemangat.

"Terima kasih, Yaya. Ah ... sudah, ya. Kurasa pembicaraan kita hanya sampai di sini."

Senyum Ying pada tampilan hologram setelah itu, tidak secerah sebelumnya. Walau tak terlalu kentara, Yaya dapat menangkap sepasang mata biru sahabatnya sempat berkaca-kaca.

"Waktu istirahatku sudah mau habis. Sampaikan salamku kepada yang lain."

"Akan aku sampaikan. Sampai jumpa, Ying!"

Anggukan singkat serta senyum hangat menjadi hal terakhir yang Yaya lihat sebelum hologram wajah Ying lenyap tergantikan oleh layar merah muda yang menyala terang.

Kemudian pandangan Yaya jatuh pada sebuah kalender yang menggantung di dinding. Yaya tak menyangka, tanggal penting yang ditandainya di dalam kalender itu, bertepatan dengan hari kepulangan Ying ke Bumi.

Yaya telah bertekad, ia akan membuat kejutan manis sebagai ucapan selamat datang serta perayaan ulang tahun Ying. Yaya yakin, ini akan menjadi hari yang sangat berkesan bagi Ying.

.

xXx]-?-?-?-x-?-?-?-[xXx

.

"Dey! Kalian tahu tidak, kenapa Yaya menyuruh kita berkumpul di sini?"

Gopal bertanya setelah menyesap es cokelatnya. Itu adalah gelas ketiga yang dia habiskan pagi ini.

BoBoiBoy tampak termenung. Matanya menerawang ke atas, menatap gumpalan awan yang berarak lembut.

"Hmm, aku pun tak tahu," ujarnya. "Mungkin ada hal penting yang ingin Yaya sampaikan."

"Sebentar lagi, Ying akan pulang, 'kan?"

Perkataan Fang barusan sukses membuat kedua kawannya menoleh dengan mata terbelalak.

"Eh? Kau serius, Fang?" BoBoiBoy bertanya kaget.

BoBoiBoy bukan tak percaya. Ia hanya penasaran, dari mana Fang mendapatkan informasi tersebut. Sedangkan dirinya saja tak tahu apa pun perihal kepulangan Ying.

"Betul, tuh! Kau mengada-ada, ya?" timpal Gopal.

"Mana ada!"

Fang melempar tatapan sinis.

"Program pertukaran teknisi biasanya hanya berlangsung selama satu sampai dua minggu," lanjut Fang. "Aku tahu, karena aku pernah mengikuti program itu."

BoBoiBoy lantas mengangguk. Ada satu kesimpulan mengenai alasan Yaya mengumpulkan mereka di sini. Mungkin itu semua berhubungan dengan kepulangan Ying.

"Halo, teman-teman!"

Kemudian, kedatangan Yaya bagaikan jalan cerah atas pertanyaan yang hadir memenuhi benak ketiga pemuda itu.

"Hai, Yaya," BoBoiBoy menyahut ramah. "Ayo, duduklah dulu."

"Terima kasih."

Yaya segera menempati kursi kosong di samping Fang. Gadis itu meletakkan sebuah kotak berwarna biru cerah di atas meja kedai.

"Kotak yang kamu bawa itu apa isinya, Yaya?" Gopal bertanya ingin tahu.

Yaya tak langsung menjawab. Ia membuka penutup kotak tersebut, lalu mengeluarkan isinya.

"Pigura foto?" ujar BoBoiBoy sedikit bingung.

Foto yang terpasang di dalam bingkai tampak berkilau terkena sinar mentari. Itu adalah foto yang diambil Yaya saat mereka menjalani misi bersama.

Fang mengerutkan dahi. Ia memandang bergantian antara pigura foto dan jam kuasanya. Tunggu ... Bukankah ini semua berhubungan?

Berawal dari misi Ying yang sebentar lagi berakhir, disusul oleh Yaya yang mengumpulkan mereka. Lalu, kotak hadiah serta pigura foto. Fang yakin, ia tak salah menyimpulkan.

"Besok ulang tahun Ying," Fang menyuarakan isi pikirannya.

Seketika BoBoiBoy dan Gopal melongo di tempat. Terlalu terkejut karena nyaris melupakan hari ulang tahun salah satu sahabat mereka. Sementara, Yaya mengangguk membenarkan.

"Iya," gadis berhijab itu menyahut. "Ternyata kamu ingat, Fang."

Yaya tersenyum kepada Ochobot yang menaruh segelas cokelat panas di hadapannya.

Gopal spontan menyahut, "Dey! Kita bahkan tak tahu kapan Ying pulang."

"Ying semalam meneleponku." Yaya mengambil beberapa spidol dari dalam kotak. "Ying bilang, besok dia akan pulang. Dia juga menitipkan salam untuk kalian."

BoBoiBoy mengamati spidol warna-warni. Ia menunggu Yaya menyelesaikan ucapannya.

"Hadiah ini untuk Ying." Yaya membalik pigura foto itu. "Masing-masing dari kita akan menuliskan harapan baik untuk Ying, di sini."

"Cukup unik," komentar Fang.

Yaya mengambil sebuah sticky note berwarna pink dari dalam kotak.

"Untuk kejutan, aku akan membuat kue ulang tahun," Yaya menambahkan. "Dan kita akan menghias salah satu meja kedai."

Tiba-tiba Gopal berteriak heboh, "EEEH?! KAMU YAKIN, YAYA?"

"Tentu saja!" respon Yaya bernada tak mau dibantah. "Kalau bisa buat sendiri, kenapa harus beli?"

Gopal melirik BoBoiBoy melalui sudut matanya. Tatapannya seolah berkata, 'jangan biarkan dia memasak sendirian, kalau kau masih ingin hidup'. BoBoiBoy yang mengerti kecemasan Gopal, segera menawarkan opsi lain.

"Yaya, boleh 'kan, aku membantumu?" BoBoiBoy menawarkan diri. "Kalau kita bekerja sama, pasti akan lebih cepat jadi."

Yaya berhenti menulis. Ia tampak mempertimbangkan ucapan BoBoiBoy.

"Benar juga." Yaya tersenyum cerah. "Baiklah, sudah kuputuskan. Aku dan BoBoiBoy akan membuat kue. Sementara Fang dan Gopal yang akan menghias meja kedai. Bagaimana?"

"Keputusan yang bijak! Aku setuju!" seru Gopal.

Setidaknya ia bisa bernapas lega sekarang. Sama halnya dengan BoBoiBoy dan Fang.

"Terbaiklah, Yaya!" puji BoBoiBoy, yang juga menyatakan persetujuannya.

Meski tak berkata apa-apa, anggukan kepala Fang sudah mewakili jawabannya.

"Terima kasih, teman-teman," Yaya berkata. "Kuharap semuanya dapat berjalan lancar."

Seulas senyum merekah di bibir Yaya. Diam-diam ia berdoa, semoga tak ada kendala yang menghadangnya. Karena Yaya ingin mengusahakan yang terbaik untuk sahabat perempuan satu-satunya yang ia miliki.

.

xXx]-?-?-?-x-?-?-?-[xXx

.

Mentari mengintip lembut dari sudut timur cakrawala. Desir angin berembus pelan menerbangkan harum embun yang menyejukkan. Sisa-sisa tetes rintik hujan masih tertinggal di permukaan dedaunan.

"Ochobot, tolong ambilkan dua mangkuk lagi," ujar BoBoiBoy seraya memakai apronnya.

"Oke!"

Robot bundar itu melayang rendah menuju jajaran rak penyimpanan peralatan dapur.

Yaya melempar pandangan beberapa meter ke depan. Ada Gopal yang sedang mengelap meja, serta Fang yang sedang menghias kursi kedai dengan kertas krep.

Menurut perkiraan Yaya, Ying akan sampai ke sini sekitar pukul delapan pagi. Karena itu, mereka mempersiapkan semuanya lebih awal.

"Yaya, kamu butuh apa lagi?"

Yaya menoleh kepada BoBoiBoy yang sedang menyodorkan dua buah mangkuk.

"Tidak, ini sudah cukup."

Mereka membagi tugas menjadi dua bagian. Yaya bertugas membuat kue, sementara BoBoiBoy yang menyiapkan hiasan kuenya.

Yaya kembali fokus kepada bahan-bahan kue di depannya. Ia mulai memasukkan bahan sesuai dengan yang tertera pada buku resep, lalu mencampurkannya menjadi satu.

Di sisi lain, BoBoiBoy sedang memotong cokelat batangan untuk kemudian dilelehkan.

"Gopal, tolong pegang ujung kertasnya," Fang memberi instruksi seraya menempelkan perekat pada kertas di sisi meja.

Gopal menggunting sisa kertas yang menjuntai. "Kau sudah beli pelapis meja?"

"Hah? Pelapis meja?" ulang Fang tak paham.

Fang mengecek ulang kantong kertas tempat penyimpanan bahan-bahan hiasan ulang tahun. Sebenarnya ia juga tak mengerti tentang benda yang disebutkan Gopal. Fang hanya membeli sesuai daftar bahan yang diberikan oleh Yaya kemarin.

Fang mengangkat taplak bundar berwarna biru cerah.

"Maksudmu benda ini? Namanya taplak, bukan pelapis," koreksi Fang.

Gopal menggaruk kepalanya.

"Hehehe, aku mana tahulah," ujarnya membela diri.

Fang mengangkat bahu acuh tak acuh. Ia meneruskan kembali kegiatan yang sempat tertunda.

.

xXx]-?-?-?-x-?-?-?-[xXx

.

Fang meletakkan kotak kado di atas meja yang telah dihias dengan pernak-pernik ulang tahun. Pekerjaannya dengan Gopal selesai sejam lebih cepat dari Yaya.

"Kalian sudah selesai?"

Yaya melongokkan kepala dari balik konter kedai. Ia melepas apron yang membalut tubuhnya.

"Tentu, bahkan kami menyelesaikan lebih awal saat kau masih sibuk menaruh kue ke dalam oven," kata Fang berbangga diri.

"Ha-ah, betul kata Fang!" timpal Gopal.

"Heh, sombong sekali," sahut BoBoiBoy.

"Ini namanya apresiasi diri," elak Fang.

Yaya tertawa kecil melihat perdebatan ketiga pemuda itu. Ia baru saja selesai membereskan peralatan kotor bekas memasak tadi.

Seluruh persiapan kejutan telah nyaris selesai, hanya tinggal menunggu pesan dari Ying. Kira-kira kapan dia akan sampai di Bumi.

Ting!

Tanpa diduga, jam kuasa Yaya mendadak berdering singkat. Senyum Yaya makin lebar saat membaca nama yang terpampang pada layar merah muda.

"Yaya! Sepuluh menit lagi aku sampai!"

Demikian pesan singkat yang tertera pada layar hologram mungil jamnya.

"Teman-teman, ayo kita bersiap!" Yaya berseru riang. "Ying, sedang menuju ke sini."

Seruan Yaya sukses menginterupsi ketiga pemuda yang sedang saling melempar argumen. Gadis berjilbab itu buru-buru mengeluarkan kue dari dalam lemari pendingin.

BoBoiBoy memeriksa kantong kertas ungu. "Fang, kamu nggak lupa membeli lilinnya, 'kan?"

"Tidak," sahut Fang. "Biar aku ambilkan."

"Wah!" Gopal ikut berseru penuh semangat. "Aku tak sabar ingin mencicipi kuenya!"

Suasana Kedai Kokotiam pagi itu kembali ramai oleh kesibukan keempat remaja tersebut. Teriring rasa antusias untuk menyambut sahabat mereka di hari yang teristimewa.

.

.

.

Bersambung ...

.

.

.


Pojok KOKOTiME

.

Hallo, Strawberry kembali lagi XD Namun kali ini aku tidak sendiri~

Oke, fic ini dibuat khusus untuk proyek kedua perempuan hebat bersama Kak kurohimeNoir ~ ?

Dah tahu lah ya, siapa lagi kalau bukan Duo Y. Dan bertepatan dengan ultah Ying hari ini, fic ini saya dedikasikan juga untuknya.

Terima kasih paling banyak buat Kak kurohimeNoir. Terima kasih atas bantuannya. Love banyak-banyak darikuuu ??

Untuk kalian yang sudah mampir dan membaca, aku ingin mengucapkan terima kasih. ??

Sehat-sehat untuk kalian semua ? semoga fic ini dapat menghibur.

Mohon maaf jika banyak kekurangan.

.

Salam hangat,

Strawberry Cheesecake

18 Desember 2020