Better not to Know

Vampire Knight

By : Hino Matsuri

Better not to Know

By : Kawaihana


Banyak dari manusia yang berhasil diubah menjadi vampir, awalnya akan menunjukkan gejala shock berat. Seakan jiwanya dikeluarkan dulu dari tubuhnya sebelum kembali lagi pada tubuhnya.


Chapter 11

Guilt and Her Master

Yoichi POV

Sesuai apa yang diucapkan vampir murni tadi. Perban, obat-obatan, dan bahkan pakaian ganti ada di ruangan ini. Yang mengerikan, pakaian itu sangat pas ukurannya padaku dan Yuri. Aku tak ingin tahu darimana dia tahu ukuran tubuh kami.

Setelah membalut luka-luka di tubuhku, aku mengganti pakaianku dan juga pakaian Yuri. Sejak dibawa ke kamar ini, Yuri tak sekalipun mengeluarkan kata-kata. Bahkan setelah dibaringkan di atas kasur dan kuganti pakaiannya. Adikku terlihat seperti boneka. Aku duduk di kursi di samping kasur dimana Yuri sedang berbaring.

Tiba-tiba dari kedua matanya yang terlihat sangat redup, air mata mengalir. Tak lama kemudian, kudengar adikku menangis terisak. Langsung saja aku semakin mendekati adikku dan memeluknya.

"Kakak... Tadi itu kenapa? Kenapa aku menggigit anak itu..." Yuri berkata sambil terbata-bata. Kesadarannya yang sebelumnya berpencar, kini mulai kembali lagi padanya. Namun, bersamaan dengan kembalinya kesadarannya, kenyataan yang pahit sekaligus menimpanya.

Belum sempat aku menjawab adikku, dia kembali berbicara dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.

"Kakak... Bukankah vampir itu hanya ada dalam dongeng? Apa aku ini vampir?"

Ucapan adikku membuatku mempererat pelukanku pada adikku yang kini dalam posisi duduk.

"Maafkan Kakak. Harusnya... Harusnya kakak melindungimu. Ini semua salahku..." Ucapku tanpa menjawab satupun pertanyaan yang diucapkan Yuri. Aku merasa sangat bersalah. Air mataku pun ikut menetes, tak kuasa menahan penyesalan yang amat sangat yang kini kurasakan.

Tiba-tiba pintu kamar ini diketuk beberapa kali sebelum akhirnya dibuka tanpa menunggu jawaban. Rupanya yang mengetuk pintu itu adalah Yugura sang vampir murni. Dia datang tanpa ditemani bawahan-bawahannya.

"Sang adik sudah berhasil mengumpulkan kesadarannya rupanya. Lalu bagaimana denganmu tuan pemburu. Apakah perban dan obat-obatannya cukup untuk mengobati lukamu?" Ucap Yugure dengan nada yang terdengar lebih ramah dari sebelumnya.

"Ya. Itu cukup" Jawabku singkat tetap dengan nada kebencian.

"Kuberi waktu beberapa hari untukmu menyembuhkan lukamu. Oh, dan juga untuk menikmati waktu kebersamaanmu dengan adikmu sebelum kau melakukan perintahku". Ucap vampir itu deengan raut wajah yang terlihat sangat licik.

Sebelum aku sempat membalas ucapannya, Yugure kembali berkata.

"Yuri-chan. Dengarkan perintahku. Kalau kakakmu berusaha melarikan diri ataupun membawamu melarikan diri, hancurkan jantungmu sediri"

Ucapan Yugure itu sukses membuat kedua mataku membulat. Apalagi dengan jawaban Yuri yang seakan terhipnotis dan mengatakan kalau dia akan mematuhi ucapan vampir sialan itu.

Seringai licik muncul dari wajah Yugure saat mendengar jawaban patuh Yuri. Adikku... Benar-benar berada dalam genggamannya.

Yuri POV

Tubuhku terasa seakan melayang. Setelah berteriak sekencang-kencangnya tadi, aku merasa jiwaku menjadi hampa. Tak bisa kulihat apapun. Tak bisa kudengar apapun. Tak bisa kurasakan apapun.

Ya. Aku tak bisa merasakan tubuhku sendiri. Namun, bisa kurasakan rasa bersalah dan rasa takut yang menusuk. Aku masih meragukan, apakah yang tadi itu hanya mimpi ataukah kenyataan. Apakah aku benar-benar meminum darah?

Ibuku pernah membacakan dongeng tentang iblis penghisap darah. Tapi, itu hanya dongeng kan? tak mungkin monster seperti itu benar-benar ada.

Perlahan, aku bisa merasakan lagi tangan dan kakiku. Aku bisa melihat samar-samar langit-langit berwarna putih. Aku bisa mendengar suara desahan kesakitan yang berasal dari Kakakku.

Tanpa sadar, air mataku mengalir seakan sudah sejak tadi terbendung dan akhirnya bisa mengalir. Isakan tangisku pun akhirnya bisa kukeluarkan. Kakakku yang menyadari isak tangisku, langsung memelukku dengan erat.

Sambil berusaha mengendalikan tangisanku, aku menanyakan pada kakakku tentang hal mengerikan yang baru saja kulakukan. Apa aku benar-benar menggigit dan menghisap darah manusia? Seluruh jiwa dan ragaku berharap kalau itu hanya mimpi buruk.

Kembali kutanyakan pada kakakku tentang keberadaan vampir. Namun, Kakakku tak menjawab satupun pertanyaanku. Dia hanya meminta maaf karena tak bisa melindungiku, menyalahkan dirinya sendiri akan apa yang telah terjadi.

walaupun tak secara langsung, kini harapanku yang menginginkan kalau semua itu hanya mimpi kini telah sirna. Semua itu nyata. Aku benar-benar telah membunuh orang.

Berikutnya seorang laki-laki memasuki kamar ini. Saat aku melihatnya, entah kenapa seluruh sel di tubuhku mengatakan kalau aku harus mematuhinya. Bahkan saat dia menyuruhku untuk menghancurkan jantungku sendiri kalau kakak melarikan diri, aku merasa harus mematuhinya.

'Seluruh ucapannya adalah perintah' Itulah yang terlintas di benakku.


TBC

Chapter 11 Selesai

Hana mohon Review nya ya ^^

Salam Kawaihana