hei guys, ini fan fiction bukan buatan aku sebenrenya ._.v ini milik temen aku, Sinthia rahmanita

aku cuma mau post ff ini soalnya dia gak punya akun :D

menurut aku ceritanya layak buat di post disini, hehehe.

happy reading guys ;;)

My Guardians~

Normal POV

Minggu pertama di bulan Maret. Musim semi di kota London terasa sangat menyenangkan, setelah lama jalanan tertutup salju akibat musim dingin yang menyelimuti kota itu beberapa hari yang lalu. Di sebuah rumah di kawasan perumahan elite di kota itu tinggalah 2 orang kakak beradik yang sudah lama di tinggal kedua orang tuanya, ya mereka hanya tinggal berdua, disebuah rumah yang ukurannya besar. Sangat besar dan bisa dikatakan mewah. orang tua mereka meninggal karena kecelakaan beberapa tahun yang lalu.

Shine Shabrina Malik. 20. adik dari seorang direktur utama di sebuah perusahaan label music terkemuka di britania raya Zayn Javadd Malik. 22. Perusahaan itu merupakan peninggalan kedua org tua mereka. Zayn sebagai anak pertama dari keluarga itu memang sudah sepantasnya untuk mengelola semuanya. Sebenarnya shine juga ikut andil di perusahaan itu walaupun jabatan nya hanya sebagai General Manager. Pagi itu keduanya sibuk dengan persiapan masing-masing untuk berangkat ke kantor.

"Shine apa kau sudah rapi?" teriak zayn dari ruang makan

"beluum, sebentar aku sedang memakai sepatu, kau berangkat duluan saja zayn, aku menyusul" jawab shine

"ya baiklah aku berangkat duluan kalau begitu, ada orang penting yang harus ditemui pagi ini. Kuharap kau tidak terlambat. jangan lupa sarapan sis" zayn meninggalkan ruang makan dan bergegas untuk ke kantornya. Di depan rumah Josh sang supir sudah menunggu.

Zayn berangkat.

Beberapa menit kemudian shine keluar dari kamarnya, dan seperti pesan kakaknya sebelum berangkat dia mengambil beberapa lembar roti untuk kemudian dimakannya didalam mobil, dia merasa sudah sangat terlambat.

Shine POV

'Baiklah aku terlambat 15 menit. Jika saja pemilik perusahaan ini bukan kakakku kurasa aku akan dipecat hari ini, tapi tenang saja ini akan jadi yang pertama dan terakhir dalam sejarah kerjaku, huh gara2 novel yang isi nya membuatku penasaran aku jadi tidur larut sekali' batinku gusar

Sesampainya diruangan, aku menyimpan tas ku di tempat biasanya, tak lama kemudian ada seseorang mengetuk pintu. Anne. Dia adalah sekretarisku.

"permisi , direktur utama memanggilmu, dia minta anda menghadap kepadanya sekarang juga" ucap anne singkat

"ya baiklah aku segera kesana" setelah mendengar jawabanku anne menghilang dari balik pintu

'untuk apa dia memanggilku pagi ini, apa aku akan dipecat, sangat impossible' aku terkekeh

Ya ini dia ruangan zayn, aku mengetuk pintu dan terdengar suara zayn mempersilahkan ku masuk. Dan ternyata di dalam bukan hanya ada zayn, oh ya aku teringat ucapannya tadi pagi, ada org penting yang harus ditemui. Walaupun aku hanya seorang manager disini tapi disetiap pengambilan keputusan zayn selalu menyertakanku, entahlah, kakak yang baik menurutku.

"hey cepat, mau sampai kapan kau berdiri disana" zayn mengaburkan lamunanku

"oh ya baiklah" aku menghampiri mereka

"baik Shine, perkenalkan ini mr. Jonny Carter, produser music, dan dia membawa 2 orang artisnya, Niall dan Louis, mereka akan bekerja sama dengan kita, kuharap kita dapat bekerja sama dengan baik." Zayn menjelaskan padaku dengan panjang lebar

" kuharap" aku menjabat tangan mereka satu persatu dan kemudian terlintas pemikiran yang berkecamuk di otakku

Zayn gila dia sudah gila, apa yang dia pikirkan, prospek penyanyi grup ya maksudku duo di wilayah inggris ini sangat tidak meyakinkan, apa dia tidak tau music apa yang sedang trend, kurasa dia ingin menghancurkan bisnis peninggalan dad dan mom

"shine"

"hai shine" kali ini zayn menyikut lenganku,sekali lagi dia mengaburkan pikiranku.

"oh ,kuharap ini bisa jadi kerjasama yang menguntungkan bagi kedua belah pihak" aku sengaja menekankan kata itu berharap zayn segera sadar

"oh tentu saja ms. Malik, kami akan bekerja keras untuk hal itu" ucap mr jonn santai

"oh shine saja mr, panggil aku shine" aku tersenyum

Kami menandatangani beberapa berkas kontrak yang akan dijalankan selama kami bekerja sama, hingga pertemuan itu selesai aku baru menyadari ada sepasang mata biru, sedang mengamatiku. Ini tidak mengada-ada tentunya. Entahlah, tapi aku tak menghiraukannya, malah setelah mereka pergi aku merasa lega, aku punya kesempatan untuk bertanya pada zayn yang kali ini benar2 sedang berpikiran tidak logis.

"zayn! apa yang kau pikirkan hah? Kau tidak jadi bekerja sama dengan mr. Johnson dan bandnya? Padahal kau tau kan band seperti itu sekarang sedang trend dipasaran dan kau malah memilih bekerja sama dengan penyanyi duo, oh tuhaaaan! Kau makan apa semalam hingga pikiran mu jadi seperti ini" aku terus saja berrbicara tanpa memberi kesempatan pada zayn untuk menanggapi

"sudah selesai marah-marahnya nona" zayn menaikkan sebelah alisnya dan kemudian tersenyum

'benar-benar gila kan, untuk apa dia tersenyum'

"tenang saja my little sister, semuanya akan baik-baik saja, kau seperti orang yang baru saja bekerja sama dengan ku padahal kita sudah bekerja sama 2 tahun lamanya"

Belum sempat aku berbicara zayn melanjutkan perkataannya

"kau ingat saat dua tahun lalu band tidak trend, kita malah bekerja sama dengan mereka, dan sekarang lihat saja mereka tenar kan, aku ingin mengulang keberhasilan itu lagi, dan kurasa aku sudah cukup bosan dengan ketenaran band 2 tahun ini" ucap zayn santai

Aku menghela nafas, mengingat kejadian 2 tahun lalu dimana saat itu aku baru bergabung diperusahaan ini, dan aku mengiyakan saja keputusan zayn, aku masih anak baru saat itu, dan sekarang? Apa dia masih menganggapku seperti itu. Tapi baiklah toh 2 tahun lalu kami juga sukses dengan keputusan yang luar biasa konyol

"baiklah zayn, mari kita bekerja dengan baik" zayn tersenyum dan kemudian memelukku

"tenang saja, walaupun kita gagal, kita tidak akan jadi kere Shine, tabungan dad dan mom masih benar benar utuh dan tidak akan habis untuk 7 turunan" aku melepaskan pelukannya dan menatapnya sinis, tapi ia malah tertawa.

Zayn POV

Pukul 08.15 seseorang mengetuk pintu ruang kerjaku. lydia. sekretarisku. Dia bersama 3 orang yang sekarang ini berdiri di belakangnya.

" , mereka sudah datang" aku mengangguk dan Lydia mempersilahkan mereka masuk

3 orang itu adalah mr. jonny carter,dan dua orang artisnya, penyanyi duo lebih tepatnya Niall dan Louis.

"selamat pagi mr. malik, kuharap kami tidak terlambat" ucap mr. jonn

"oh tentu saja tidak mr. oh ya panggil aku zayn saja. Oke" kataku. Mr jonn mengangguk.

Hari ini kami akan menandatangani kontrak kerja sama untuk 2 tahun kedepan, dan tentunya sebelum itu aku menyuruh Lydia untuk memanggil adikku Shine di ruang kerjanya, kuharap dia sudah datang mengingat tadi ketika aku berangkat dia masih belum siap. Aku memang selalu mengikutkan nya dalam sebuah kontrak dengan klien, sebagai kakak aku tak ingin menutup-nutupi semua hal kepada shine. Semuanya.

Tak lama kami menunggu, shine muncul di ruang kerjaku, aku bingung apa yang terjadi padanya, kuharap sekarang dia tidak sedang mengata-ngataiku di dalam hatinya mengingat apa yang akan kami putuskan sekarang. Dan saat itu aku sadar ada sepasang mata biru yang sedang terpesona melihat adikku yg kini berdiri di dekat pintu, Niall Horan. Kurasa dia menyukai adikku.

Shine masih tertegun hingga kemudian aku harus menyindirnya hingga dia tersadar "hey cepat, mau sampai kapan kau berdiri disana"

"oh ya baiklah" jawabnya singkat, dia menghampiri kami

"baik Shine, perkenalkan ini mr. Jonny Carter, seorang produser music, dan dia membawa 2 orang artisnya, Niall dan Louis, mereka akan bekerja sama dengan kita, kuharap kita dapat bekerja sama dengan baik." Aku memperkenalkan mereka satu persatu pada Shine

" kuharap" jawabnya singkat. dan sekali lagi ketika Shine menjabat tangan mereka satu persatu, seseorang bermata biru kembali menatap adikku, tapi sayangnya shine tidak menghiraukannya malah kali ini kurasa shine sedang memikirkan sesuatu. Ah sudahlah.

Kali ini shine tertegun lagi. Oh tuhan sedang banyak pikirankah dia? Kali ini tidak bisa hanya dengan kata-kata, aku harus menyiku lengannya dulu agar dia bisa kembali kepada kesadarannya

"oh ,kuharap ini bisa jadi kerjasama yang menguntungkan bagi kedua belah pihak" sepertinya ia sengaja menambahkan penekanan pada kata itu, kuharap setelah partner kerjaku pergi aku tak dapat semprotan air dari shine.

"oh tentu saja ms. Malik, kami akan bekerja keras untuk hal itu" ucap mr. Jonn santai, untungnya mr. Jonn tidak terlalu terprovokasi dengan ucapan shine tadi. Syukurlah.

Kontrak kerja ditanda tangani. Sudah selesai. Mr. jonny, niall, dan Louis kembali ke kantor management mereka. Aku menatap shine, sepertinya ia akan meledak. Dan voila benar saja!

"zayn! apa yang kau pikirkan hah? Kau tidak jadi bekerja sama dengan mr. Johnson dan bandnya? Padahal kau tau kan band seperti itu sekarang sedang trend dipasaran dan kau malah memilih bekerja sama dengan penyanyi duo, oh tuhaaaan! Kau makan apa semalam hingga pikiran mu jadi seperti ini" dia terus saja berbicara, tak memberikan ku kesempatan untuk membuka mulut sedikitpun. Setelah dia cukup tenang giliranku yang berbicara

"sudah selesai marah-marahnya nona" godaku sambil tersenyum, dia masih terdiam

"tenang saja my little sister, semuanya akan baik-baik saja, kau seperti orang yang baru saja bekerja sama dengan ku padahal kita sudah bekerja 2 tahun lamanya" aku melanjutkan perkataanku, kali ini aku yang tidak memberikannya peluang untuk berbicara. Satu sama.

"kau ingat saat dua tahun lalu band tidak trend, kita malah bekerja sama dengan mereka, dan sekarang lihat saja mereka tenar kan, aku ingin mengulang keberhasilan itu lagi, dan kurasa aku sudah cukup bosan dengan ketenaran band 2 tahun ini" ucapku santai, kulihat ekspresi wajahnya yang sedikit berubah. Kurasa dia menyerah dengan pemikirannya.

"baiklah zayn, mari kita bekerja dengan baik" aku tersenyum dan kemudian memeluk adik kecilku ini, dia masih terdiam.

"tenang saja, walaupun kita gagal, kita tidak akan jadi kere Shine, tabungan dad dan mom masih benar benar utuh dan tidak akan habis untuk 7 turunan" aku melanjutkan perkataanku dan kemudian ia melepaskan pelukanku darinya, menatapku sinis dan aku hanya membalasnya dengan tawa.


Reviewnya ya guys ;)