Tittle : Miracle in December

Cast : Oh Sehun, Kim Jongin, Kris, Luhan (cameo)

Genre : Yaoi, Hurt/Comfort, Romance

Rated : T

Author : KaiHun world

:: Coba sambil dengerin lagunya EXO (The first Snow, Don't Go, Miracle in December) hehe hanya rekomedasi :D

:: Cerita ini sebenernya nyata dikehidupan saya. Ada yang tau RP World? Kejadian ini saya alami di dunia RP. Ya, tentu saja YAOI. Saya hanya ingin mencurahkan semuanya disini. Terutama kekecewaan saya pada RP Kris dan Luhan. Semoga mereka membaca ini.

DON'T LIKE? DON'T READ!

Pagi yang cukup cerah. Semua orang berlalu lalang menjalani aktifitasnya masing-masing. Burung-burung kecil berkicauan seolah bahagia dengan cuaca yang cukup bagus hari ini. Tapi semua itu tak dirasakan oleh seorang pemuda yang sedari tadi hanya berdiri mematung di depan pagar rumahnya. Tatapannya kosong seolah telah terjadi sesuatu padanya. Tentu saja sesuatu yang kurang menyenangkan. Air matanya menetes dari ekor mata sipitnya. Namun ia tak bergeming. Tangan kanannya meremas dada kirinya kuat. Giginya bergemeretak pertanda ia sedang menahan amarah.

"Wae?" lirihnya hampir tak terdengar, "Apa salahku?"

Ia tak menyadari seorang pemuda lain sedang keheranan melihatnya menangis. Karena jarak mereka tidak terlalu jauh, si pemuda itu pun menghampirinya.

"Annyeong, kau baik-baik saja?" tanya pemuda yang tak dikenal itu dengan hati-hati. Mendengar ada yang menyapanya, ia langsung menghapus air mata yang sedari tadi membasahi pipinya. Lalu menoleh kearah pemuda yang kini berdiri disampingnya. "Ah? Ya?"

"A-aku tadi melihatmu hanya berdiri saja, sepertinya kau melamun. Apa ada masalah?"

"Ah tidak, aku tidak apa-apa." Sejenak ia melihat sosok namja yang sepertinya baru ia lihat itu dengan seksama, "Apa aku baru pertama kali melihatmu?"

Yang ditanya pun mengangguk sambil tersenyum, "Kau benar, aku baru saja pindah kesini. Oya, namaku Kim Jong In."

"Ah, aku Sehun. Oh Sehun. Senang bertemu denganmu hyung." Sehun tersenyum sambil membungkuk hormat pada pemuda yang baru saja berkenalan dengannya.

"Kau tinggal di daerah sini, Sehun-ah?"

"Ini rumahku." Sehun terkekeh saat mebalikan tubuhnya dan menunjuk rumah didepannya.

"Ah pantas saja kau dari tadi berdiri disini. Jadi kita tetangga dekat, ya? Kau mau main ke rumahku? Aku baru selesai membereskan rumah."

"Bolehkah?" pemuda bernama Jongin itu hanya mengangguk lalu membawa Sehun ke rumah barunya.

.

.

"Hyung, apa kau dirumah?" Sehun mengetuk pintu rumah Jongin sambil terus memanggil nama sang pemilik rumah. Ia benar-benar tidak sabar untuk masuk karena cuaca diluar cukup panas. Dan saat pintu terbuka Sehun langsung segera masuk dan duduk bersandar di sofa berwarna abu-abu yang tidak terlalu besar. Jongin yang keheranan melihat Sehun, langsung ikut duduk disamping tetangga manisnya itu.

"Ada apa?" tanya Jongin yang sedari tadi memperhatikan wajah sehun yang terlihat kelelahan.

"Diluar sangat panas hyung, kau lama sekali membuka pintunya." Gerutu pemuda berkulit putih pucat itu.

"Kenapa kau tak pulang ke rumahmu saja?"

"Aku malas."

"Lalu apa yang akan kau lakukan disini?"

"Aku tidak tahu, aku ingin minum bubble tea." Jawabnya sedikit merengek di akhir kalimat. Walaupun baru kenal beberapa hari, mereka terlihat sangat akrab. Menurut Sehun, Jongin itu namja yang baik dan perhatian. Ia bisa saja bermanja-manjaan pada Jongin mengingat pemuda itu lebih tua darinya.

"Baiklah, tunggu disini. Aku akan membawa sesuatu untukmu, jangan mengintip atau aku akan membunuhmu." Ancamnya sambil menutupi wajah Sehun dengan topi yang tadi dipakainya. Mendengar itu Sehun hanya berdecak kesal.

Sekitar beberapa menit Sehun menunggu dengan posisi bersandar pada sofa dengan wajah yang tertutupi topi Jongin. Ia tidak tahu apa yang akan dibawa Jongin. Ia hanya berharapa kalau itu adalah bubble tea. Karena tenggorokannya sangat kering saat ini.

Sehun tersentak kaget saat sesuatu yang dingin dan basah mengenai pipinya. Ia terduduk dan melihat apa yang baru saja membuatnya terkejut. Dan senyuman lebar pun menghiasi wajahnya. Benar, ia begitu senang saat satu cup bubble tea tengah berada didepan wajahnya. Dengan tidak sabaran, Sehun pun langsung merebut minuman kesukaannya itu. Tapi sayangnya Jongin menahannya dan berdiri menjauh dari Sehun.

"Ya! Apa-apan hyung? Kembalikan bubble tea ku!" kesal sehun melihat kelakuan Jongin.

"Ambil saja kalau kau mau." Tantang Jongin sambil terkekeh. Sehun pun berjalan mendekati Jongin dan berusaha merebut minuman menyenangkan itu.

"Hyuung, kembalikan. Aku hauus!" rengek Sehun layaknya anak kecil yang sedang dipermainkan lawan mainnya. Melihat itu, Jongin tertawa.

"Hey kau ini sudah besar Sehun. Jangan seperti anak kecil, cepat ambil." Remehnya.

Sehun yang kesal diremehkan seperti itu langsung merebut bubble tea nya dan minuman cup itu pun berhasil ia rebut. Sejenak itu tertawa senang lalu meminumnya seperti orang kehausan.

"Ya! Pelan-pelan minumnya!" ujar Jongin sembari duduk disamping Sehun. Yang diperingatkan hanya mengangguk tak peduli. Sedetik ia menghentikan minumnya dan menawari pemuda disampingnya, "Kau mau hyung?"

"Tentu, ini juga punyaku." Jawabnya lalu meminum bubble tea yang tinggal setengahnya. Setelah itu Sehun pun meminum kembali bubble tea nya dan menghabiskannya.

"Kau ini seperti anak kecil Sehun-ah." Ucap Jongin. Baru saja ia mengelap sudut bibir Sehun yang basah karena minumannya. Sehun yang mendapati perlakuan seperti itu tentu saja terkejut dan pipinya merona malu sekarang. Jongin hanya tersenyum melihatnya.

Jam dinding dirumah Jongin sudah menunjukan pukul 5 sore. Dan Sehun, si namja manis itu masih saja betah dirumahnya. Ia masih setia duduk di sofa abu-abu Jongin sambil memainkan ponselnya. Sesekali ia tersenyum dengan benda 'tak hidup' itu.

Karena heran melihat kelakuan Sehun, Jongin pun duduk disampingnya.

"Sehun-ah, kau tidak bosan dari tadi hanya duduk saja?" tanya Jongin.

"Tidak." Jawab Sehun singkat sambil terus memainkan ponselnya membuat Jongin penasaran dengan apa yg dilakukannya.

"Ku sedang apa Sehun?"

"Hanya sedang chat."

"Chat? Dengan siapa?" jongin mendekatkan tubuhnya bermaksud untuk mengintip ponsel Sehun. Sehun yg mengetahui hal itu langsung menjauhkan ponselnya.

"Ya! Jangan mengintip!"

"Kenapa? Apa aku tidak boleh tahu?"

"Tidak. Ini rahasia." Jawab Sehun asal sambil menyembunyikan ponselnya dibelakan punggungnya.

"Ayolah hunna." Rayu Jongin dan menjulurkan kedua tangannya ke belakang Sehun mencoba mengambil ponsel itu.

"YA! Apa-apan kau!" Sehun yang menyadari posisinya kini seperti dipeluk itu berontak. Tapi si namja berkulit tan –Jongin- itu masih saja berusaha mengambil ponsel Sehun.

"Memangnya kau chat dengan siapa? Kenapa aku tidak boleh lihat? Kau sudah punya pacar ya?" goda Jongin dan yang digoda langsung marah-marah tidak karuan. Melihat Sehun yang berlebihan, akhirnya Jongin pun berhenti menggoda Sehun.

"Haha aku hanya bercanda Sehun. Tenang saja, aku tidak tertarik melihatnya." Ujar Jongin diselingi tawanya yang begitu menyebalkan bagi Sehun.

"Huh aku membencimu hyung." Ucap Sehun sambil memicingkan matanya ke arah Jongin.

"Ya jangan membenciku hunna. Aku minta maaf. " panik Jongin. Terlihat sedang memohon.

"Aku membencimu." Ucap Sehun asal. Tentu saja ia tak membenci hyung nya yang satu ini hanya gara-gara insiden tadi.

"Maafkan aku, aku tidak akan mengulangnya lagi."

"Haha iya aku sudah memaafkanmu. Tenang saja." Jawabnya sambil terkekeh. Jongin yang melihat itu hanya mengacak rambut coklat Sehun.

"Kau tidak mandi, Sehun?" tanya Jongin setelah beberapa menit mereka berkutat dengan kegiatan masing-masing.

"Aku malas. Kau saja yang mandi. Bau!" ejek Sehun sambil menutup hidungnya. Dan seketika sebuah gigitan dibahunya menyerangnya. Ya, tentu saja pelakunya itu Kim Jongin.

"AKH! YA! Sakit tau!" Sehun hanya meringis setelah ditinggalkan tersangka ke kamar mandi.

.

.

"Kau tidak mau pulang?" Tanya Jongin sambil melihat jam dindingnya yang telah menunjukan pukul 7 malam. Sehun masih dirumahnya.

"Tidak. Malam ini aku boleh menginap disini, kan?" Sehun menatap Jongin seolah memohon.

"Tentu saja. Tapi kau harus membawa bantal dan selimutmu."

"Kenapa? Aku kan bisa memakai bantal dan selimutmu hyung." Protes Sehun.

"Haha aku hanya bercanda. Ya kau boleh memakai punyaku." Tawanya sambil duduk didepan Sehun yang memasang wajah –dasar menyebalkan!- nya itu. "Lalu, apa yang akan kita lakukan malam ini?"

Sehun sedikit tersentak mendengar pertanyaan Jongin, ya sedikit ambigu memang.

"Bagaimana kalau menonton film?" tawar Sehun.

"Ide yang bagus. Kita akan menonton film horror malam ini." Ujarnya sambil tersenyum menyeringai.

"Aku suka film horror." Ucap Sehun dengan senyum mengembang dan sedikit terlihat semangat. Ia mengikuti Jongin berjalan menuju kamarnya.

Jongin pun membuka beberapa cemilan di kasurnya lalu menyalakan tv juga dvdnya. Dan film pun dimulai. Sehun dan Jongin kini duduk bersebelahan di atas kasur. Sesekali mereka mencomot beberapa cemilan dan memakannya.

Sejenak Sehun terdiam. Kejadian beberapa hari yang lalu yang membuatnya benar-benar terluka itu kembali teringat. Ia memeluk kedua lututnya dan menenggelamkan wajahnya diantara kedua lutut itu. Terdengar isakan kecil membuat Jongin menoleh ke arah Sehun.

"Sehun? Kau kenapa?" Jongin panik lalu dengan cepat menekan tombol pause pada remot dvdnya. Ia kembali melihat ke arah namja yg tengah terisak sekarang.

"Kau kenapa Sehun-ah?" tangan Jongin terulur membelai halus surai coklat Sehun.

"Aku benci mereka hyung…" Lirih Sehun.

To be continue…

Lanjut? Review please ^^